CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Halaman

Welcome To My Blog....

Jumat, 19 April 2013

ASI

ASI????
pasti kalian sudah tau ASI itu pa...



1.     Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997).
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk bayi. ASI mempunyai komposisi yang unik, sempurna susuna biokimia untuk kebutuhan bayi, dan melindungi bayi dari bahaya kekurangan gizi maupun penykait infeksi. Tidak ada bahan makanan lain sebaik ASI, karena itu berikanlah ASI kepada anak anda. ASI dapat mencukupi seluruh kebutyhan bayi akan zat-zat gizi sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi membutuhkan makanan tambahan selain ASI (Husaini, 2001).

2.     Manfaat Asi
2.1  Manfaat ASI untuk Bayi
a.    ASI merupakan anugerah untuk bayi
Air susu ibu memang anugerah untuk bayi. Sebab ASI mengandung seratus bahan yang tidak terdapat dalam susu sapi dan tidak dapat dibuat di laboratorium. Susu formula dapat menyebabkan bayi terjangkit alergi. Dengan ASI jarang bayi terkena alergi. Komposisi ASI juga selalu berubah untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI sangat mudah dicerna bayi sehingga kesehatan bayi tidak terganggu (Indiarti & Bertiani, 2009).

b.    ASI sebagai nutrisi
Setiap mamalia secara lamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya (Roesli,2004).
Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis (spesies). Air susu setiap mamalia memang spesifik untuk masing-masing spesies (Roesli,2004).
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada kelahiran  sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum), berbeda dengan Asi yang keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini akan bebeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang). Bahkan terdapat pula pebedaan komposisi ASI dari menit ke menit (Roesli,2004).
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal (Roesli,2004).

c.    ASI dirancang untuk pencernaan bayi
Bayi yang meminum ASI biasanya jarang mengalami kholik dan muntah berlebihan. Sebab ASI memang dirancang untuk pencernaan bayi. Protein dan lemak pada ASI mudah dicerna daripada protein dan lemak susu sapi. Dengan adanya rangsangan ini maka bayi akan aman dari berbagai jenis penyakit (Indiarti & Bertiani, 2009).

d.   Minuman sehat daripada susu sapi
Minuman ASI merupakan minuman paling menyehatkan tubuh. ASI mengandung lebih sedikit sodium daripada susu sapi, dengan begitu beban kerja ginjal akan lebih sedikit pada bayi sehingga bayi akan menjadi lebih sehat (Indiarti & Bertiani, 2009).

e.    ASI dapat membuat dekat ibu dan anak
Seorang ibu pasti ingin selalu dekat dengan anaknya begitu pila dengan bayi. Bayi selalu ingin dekat dengan ibunya. Dia tidak ingin kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Kedekatan ibu dan anak dapat terwujud dengan pemberian ASI sebab anak akan didekap ibunya sehingga ia merasa aman dan nyaman (Indiarti & Bertiani, 2009). Bayi yang menyusu pada ibunya terletak sangat dekat dengan kulit ibu, bisa mendengar irama detak jantung, bisa merasakan kehangatan tubuhnya, dan memiliki rasa aman damai. Ibu memiliki perasaan yang sangat dekat dari persatuan dengan anaknya dan dapat merasakan rasa keberhasilan dan kepuasan dalam diri ibu (Wong, 2003).

f.     ASI jarang membuat alergi pada bayi
Jarang diantara bayi yang disusi oleh ibunya mengalami alergi pada kulit atau infeksi karena bakteri. ASI telah diformulasikan khusus untuk bayi.

g.    Dengan ASI bayi jarang sakit perut
Dalam ASI terdapat efek laksatif yang menyebabkan bayi  tidak sembelit dan jarang diare. ASI mengurangi resiko sakit perut. Cairan pada ASI akan menghancurkan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya (Indiarti&Bertiani, 2009). Asi mengandung bakteri sehat dalam usus yang disebut Lactobacillus bifidus. Bakteria ini mencegah bakteri penyebab penyakit lainnya untuk tumbuh dalam saluran pencernaan sehingga mencegah terjadinya diare (Ramaiah, 2007).

h.    ASI memberikan latihan kepada rahang, gusi, dan gigi bayi
Bentuk puting susu ibu merupakan bentuk yang paling sempurna bagi bayi. Sehingga akan memberikan latihan kepada rahang, gusi, dan gigi bayi. Dengan puting ini bayi akan berlatih yang menjamin perkembangan mulutnya yang optimal (Indiarti & Bertiani, 2009).

i.      Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9-12 bulan. pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi (Roesli,2004).
Kesenjangan akan berkurang atau hilang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur (Roesli,2004).
Kolostrum mengandung  zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari sus matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Roesli,2004).
Dengan ASI dapat menyebabkan bayi mendapatkan antibodi untuk mendukung daya tahan bayi terhadap suatu penyakit. Pada umumnya bayi akan lebih sehat dengan mengonsumsi ASI daripada susu botol (Indiarti&Bertiani, 2009).

j.      Mengatur tingkat obesitas
Bayi yang disusui dengan ASI tingkat berat badannya cenderung akan seimbang. Biasanya bila bayi mengonsumsi susu botol maka akan cenderung akan kelebihan berat badan. Sebab dalam susu botol biasanya kandungan zatnya tidak stabil sedangkan dalam ASI semuanya seimbang oleh sebab itu bayi tidak akan kelebihan zat yang dapat membuat bayi gemuk (Indiarti&Bertiani, 2009).
2.2 Manfaat ASI untuk Ibu
a.    Pemberiannya sangat praktis

Menyusui merupakan hal yang sangat praktis dan ekonomis karena dapat diberikan secara langsung pada bayi. Berbeda dengan susu formula yang harus membeli dahulu di toko dan harus membuatnya. Sedangkan ASI tidak harus membeli dahulu di toko tetapi dapat diberikan secara langsung pada bayi (Indiarti&Bertiani, 2009).

b.    Ekonomis
Dengan ASI maka sangat ekonomis tidak perlu mengeluarkan uang untuk memberikan ASI kepada bayi. Namun susu formula didapat dengan mengeluarkan uang yang harganya bisa ratusan ribu. Maka dengan memberikan ASI kepada bayi akan menghemat pengeluaran (Indiarti & Bertiani, 2009).

c.    Metode kontrasepsi alamiah
Ibu yang menyusui biasanya tidak akan mengalami menstruasi untuk beberapa bulan setelah melahirkan. Pembentukan sel telur tidak terjadi pada kebanyakan ibu menyusui (Indiarti&Bertiani, 2009). Ada 2 refleks yang mempengaruhi tidak terjadinya ovulasi selama masa menyusui yaitu tang pertama, isapan mulut bayi akan menstimulasi hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis anterior menghasilkan rangsangan (refleks prolaktin) untuk meningkatkan sekresi prolaktin. Prolaktin ini bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memproduksi ASI. Sekresi prolaktin yang tinggi akan menekan hormon esterogen dan progesteron sehingga sekresi LH akan menurun dan menyebabkan terjadinya anovulasi. Kedua, refleks oksitosin sangat dipengaruhi oleh perasaan, pikiran, dan sensasi ibu. Oleh karena itu, keadaan ibu dan lingkungannya sangat mempengaruhui refleks oksitosin. Hormon oksitosin bekerja pada payudara untuk memeras ASI yang akhirnya dieksresi sedangkan pada ovarium, oksitosin akan menekan estrogen dan menyebabkan terjadinya anovulasi (Purwanti, 2003). 

  

a.    Membuat rahim ibu menjadi lebih cepat pulih selama pasca melahirkan
Menyusui dapat membantu ibu untuk mengembalikan ke ukurannya yang semula sebelum hamil. Dengan demikian maka rasa kram yang dirasakan ibu selama hari-hari pertama pasca melahirkan akan terasa meningkat ketika bayi menghisap payudara ibu. Hal tersebut akan mengurangi keluarnya loochia dengan lebih cepat (Indiarti&Bertiani, 2009).

b.    Menyusui adalah cara paling gampang untuk membuat bayi tidak rewel
Menyusui dapat merangsang kasih sayang antara ibu dan bayinya. Dengan begitu maka kasih sayang ibu akan mengalir pada sang bayi sehingga bayi merasa aman dan tenang. Bayi akan merasa dekat dengan ibunya sehingga bayi tidak akan rewel.

c.    Mengurangi resiko kanker payudara
Salah satu faktor yang mempermudah terjadinya kanker payudara pada seorang wanita, disebabkan tidak memberikan ASI kepada bayinya. Insidens kanker payudara di Indonesia semakin meningkat, demikian pula kematian yang ditimbulkannya (Alkatiri, 1996). Meskipun menyusui tampaknya tidak menjamin adanya perlindungan terhadap kanker payudara yang sering terjadi setelah menopause, namun terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara dimasa sebelumnya (Indiarti&Bertiani, 2009). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar