pasti kalian sudah tau ASI itu pa...
1.
Pengertian ASI
ASI
adalah suatu emulsi lemak dalam protein, laktose dan garam-garam organik yang
disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi
bayi (Soetjiningsih, 1997).
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk
bayi. ASI mempunyai komposisi yang unik, sempurna susuna biokimia untuk
kebutuhan bayi, dan melindungi bayi dari bahaya kekurangan gizi maupun penykait
infeksi. Tidak ada bahan makanan lain sebaik ASI, karena itu berikanlah ASI
kepada anak anda. ASI dapat mencukupi seluruh kebutyhan bayi akan zat-zat gizi
sampai berusia 6 bulan, sesudah itu bayi membutuhkan makanan tambahan selain
ASI (Husaini, 2001).
2.
Manfaat Asi
2.1 Manfaat ASI untuk Bayi
a.
ASI
merupakan anugerah untuk bayi
Air susu ibu memang
anugerah untuk bayi. Sebab ASI mengandung seratus bahan yang tidak terdapat
dalam susu sapi dan tidak dapat dibuat di laboratorium. Susu formula dapat
menyebabkan bayi terjangkit alergi. Dengan ASI jarang bayi terkena alergi.
Komposisi ASI juga selalu berubah untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI sangat
mudah dicerna bayi sehingga kesehatan bayi tidak terganggu (Indiarti &
Bertiani, 2009).
b.
ASI
sebagai nutrisi
Setiap mamalia secara lamiah dipersiapkan untuk mempunyai
sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan
memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya (Roesli,2004).
Komposisi air susu setiap mamalia berbeda, dan disesuaikan
dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis (spesies). Air susu
setiap mamalia memang spesifik untuk masing-masing spesies (Roesli,2004).
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk
bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur
komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Selain itu komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda
dari hari ke hari. ASI yang keluar pada kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum),
berbeda dengan Asi yang keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14
setelah kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini akan bebeda lagi setelah hari
ke-14 (ASI matang). Bahkan terdapat pula pebedaan komposisi ASI dari menit ke
menit (Roesli,2004).
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal (Roesli,2004).
c.
ASI
dirancang untuk pencernaan bayi
Bayi yang meminum ASI
biasanya jarang mengalami kholik dan muntah berlebihan. Sebab ASI memang
dirancang untuk pencernaan bayi. Protein dan lemak pada ASI mudah dicerna
daripada protein dan lemak susu sapi. Dengan adanya rangsangan ini maka bayi
akan aman dari berbagai jenis penyakit (Indiarti & Bertiani, 2009).
d.
Minuman
sehat daripada susu sapi
Minuman ASI merupakan
minuman paling menyehatkan tubuh. ASI mengandung lebih sedikit sodium daripada
susu sapi, dengan begitu beban kerja ginjal akan lebih sedikit pada bayi
sehingga bayi akan menjadi lebih sehat (Indiarti & Bertiani, 2009).
e.
ASI
dapat membuat dekat ibu dan anak
Seorang ibu pasti ingin selalu dekat
dengan anaknya begitu pila dengan bayi. Bayi selalu ingin dekat dengan ibunya.
Dia tidak ingin kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Kedekatan ibu dan
anak dapat terwujud dengan pemberian ASI sebab anak akan didekap ibunya
sehingga ia merasa aman dan nyaman (Indiarti & Bertiani, 2009). Bayi yang menyusu pada ibunya terletak sangat dekat dengan kulit ibu, bisa mendengar irama
detak jantung, bisa merasakan kehangatan tubuhnya, dan memiliki rasa aman
damai. Ibu memiliki perasaan yang sangat dekat dari persatuan dengan anaknya
dan dapat merasakan rasa keberhasilan
dan kepuasan dalam diri ibu (Wong, 2003).
f.
ASI
jarang membuat alergi pada bayi
Jarang diantara bayi yang disusi oleh
ibunya mengalami alergi pada kulit atau infeksi karena bakteri. ASI telah
diformulasikan khusus untuk bayi.
g.
Dengan
ASI bayi jarang sakit perut
Dalam ASI terdapat efek
laksatif yang menyebabkan bayi tidak
sembelit dan jarang diare. ASI mengurangi resiko sakit perut. Cairan pada ASI
akan menghancurkan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya (Indiarti&Bertiani,
2009). Asi mengandung bakteri sehat dalam usus yang disebut Lactobacillus bifidus. Bakteria ini
mencegah bakteri penyebab penyakit lainnya untuk tumbuh dalam saluran
pencernaan sehingga mencegah terjadinya diare (Ramaiah, 2007).
h.
ASI
memberikan latihan kepada rahang, gusi, dan gigi bayi
Bentuk puting susu ibu
merupakan bentuk yang paling sempurna bagi bayi. Sehingga akan memberikan
latihan kepada rahang, gusi, dan gigi bayi. Dengan puting ini bayi akan
berlatih yang menjamin perkembangan mulutnya yang optimal (Indiarti & Bertiani,
2009).
i.
Meningkatkan
daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir
secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui
ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga
mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9-12 bulan. pada saat kadar
zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum
mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi (Roesli,2004).
Kesenjangan akan
berkurang atau hilang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup
yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur (Roesli,2004).
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari sus
matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan
melindungi bayi dari penyakit diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi
terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi
(Roesli,2004).
Dengan ASI dapat
menyebabkan bayi mendapatkan antibodi untuk mendukung daya tahan bayi terhadap
suatu penyakit. Pada umumnya bayi akan lebih sehat dengan mengonsumsi ASI
daripada susu botol (Indiarti&Bertiani, 2009).
j.
Mengatur
tingkat obesitas
Bayi yang disusui
dengan ASI tingkat berat badannya cenderung akan seimbang. Biasanya bila bayi
mengonsumsi susu botol maka akan cenderung akan kelebihan berat badan. Sebab
dalam susu botol biasanya kandungan zatnya tidak stabil sedangkan dalam ASI
semuanya seimbang oleh sebab itu bayi tidak akan kelebihan zat yang dapat
membuat bayi gemuk (Indiarti&Bertiani, 2009).
2.2 Manfaat ASI untuk Ibu
a.
Pemberiannya
sangat praktis
Menyusui merupakan hal
yang sangat praktis dan ekonomis karena dapat diberikan secara langsung pada
bayi. Berbeda dengan susu formula yang harus membeli dahulu di toko dan harus
membuatnya. Sedangkan ASI tidak harus membeli dahulu di toko tetapi dapat diberikan
secara langsung pada bayi (Indiarti&Bertiani, 2009).
b.
Ekonomis
Dengan ASI maka sangat
ekonomis tidak perlu mengeluarkan uang untuk memberikan ASI kepada bayi. Namun
susu formula didapat dengan mengeluarkan uang yang harganya bisa ratusan ribu.
Maka dengan memberikan ASI kepada bayi akan menghemat pengeluaran (Indiarti
& Bertiani, 2009).
c.
Metode
kontrasepsi alamiah
Ibu yang menyusui
biasanya tidak akan mengalami menstruasi untuk beberapa bulan setelah
melahirkan. Pembentukan sel telur tidak terjadi pada kebanyakan ibu menyusui
(Indiarti&Bertiani, 2009). Ada 2 refleks yang mempengaruhi tidak terjadinya
ovulasi selama masa menyusui yaitu tang pertama, isapan mulut bayi akan
menstimulasi hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis
anterior menghasilkan rangsangan (refleks prolaktin) untuk meningkatkan sekresi
prolaktin. Prolaktin ini bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memproduksi
ASI. Sekresi prolaktin yang tinggi akan menekan hormon esterogen dan
progesteron sehingga sekresi LH akan menurun dan menyebabkan terjadinya
anovulasi. Kedua, refleks oksitosin sangat dipengaruhi oleh perasaan, pikiran,
dan sensasi ibu. Oleh karena itu, keadaan ibu dan lingkungannya sangat
mempengaruhui refleks oksitosin. Hormon oksitosin bekerja pada payudara untuk
memeras ASI yang akhirnya dieksresi sedangkan pada ovarium, oksitosin akan
menekan estrogen dan menyebabkan terjadinya anovulasi (Purwanti, 2003).
a.
Membuat
rahim ibu menjadi lebih cepat pulih selama pasca melahirkan
Menyusui dapat membantu
ibu untuk mengembalikan ke ukurannya yang semula sebelum hamil. Dengan demikian
maka rasa kram yang dirasakan ibu selama hari-hari pertama pasca melahirkan
akan terasa meningkat ketika bayi menghisap payudara ibu. Hal tersebut akan mengurangi
keluarnya loochia dengan lebih cepat (Indiarti&Bertiani, 2009).
b.
Menyusui
adalah cara paling gampang untuk membuat bayi tidak rewel
Menyusui dapat
merangsang kasih sayang antara ibu dan bayinya. Dengan begitu maka kasih sayang
ibu akan mengalir pada sang bayi sehingga bayi merasa aman dan tenang. Bayi
akan merasa dekat dengan ibunya sehingga bayi tidak akan rewel.
c.
Mengurangi
resiko kanker payudara
Salah satu faktor yang
mempermudah terjadinya kanker payudara pada seorang wanita, disebabkan tidak
memberikan ASI kepada bayinya. Insidens kanker payudara di Indonesia semakin
meningkat, demikian pula kematian yang ditimbulkannya (Alkatiri, 1996). Meskipun
menyusui tampaknya tidak menjamin adanya perlindungan terhadap kanker payudara
yang sering terjadi setelah menopause, namun terdapat beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara dimasa
sebelumnya (Indiarti&Bertiani, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar