CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Halaman

Welcome To My Blog....

Selasa, 07 Mei 2013

Penentuan Status Gizi Secara Biokimia


1.      Pengertiam Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Lihat artikel biologi molekular untuk diagram dan deskripsi hubungan antara biokimia, biologi molekular, dan genetika (Reisa, 2010).
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein (Reisa, 2010).
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal (Reisa,2010).
Pengertian Biokimi menurut Webster’s dictionary adalah Bios derasal dari bahasa Yunani, artinya hidup, kimia artinya mahluk hidup jadi Biokimia adalah kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan. Dan pengertian biokimia menurut WebNet dictionary, Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia.
2.      Manfaat Biokimia
Sebagia disiplin ilmu, biokimia mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli biokimia. Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut.
Pada dasarnya penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran. Sebagai contoh biokimia mempunyai peranan penting dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat kekurangan gizi terutama pada anak-anak. Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang tersebut berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap metabolisme (Poedjiadi, 2007).
Manfaat mempelajari biokimia untuk kita adalah untuk mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam sel sehingga kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh kita. Dengan demikian diharapkan kita dapat menghindari hal-hal dari luar tubuh yang mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita dapat memperoleh manfaat makanan secara optimal (Poedjiadi, 2007).
3.      Hubungan Biokimia dengan Status Gizi
Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan yang sering digunakan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urine. Adanya parasit dapat diketahui melalui pemeriksaan feses, urine, dan darah (Ningtyias, 2010).
1.3.1. Pengertian Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Penentuan status gizi secara biokimia/laboratorium terdiri dari pemeriksaan status biokimia dalam tubuh dan tes fungsional/fisiologis. Pada pemeriksaan status biokimia dalam tubuh diukur kandungan nutrien dalam cairan dan jaringan tubuh. Tes yang dipilih merefleksikan nutrien total dalam tubuh atau ukuran jaringan dalam tubuh (Ningtyias, 2010).
Tes fungsional/fisiologis bertujuan untuk mengukur fungsi spesifik organ tubuh yang terganggu karena kekurangan nutrien. Tes ini lebih signifikasi jika dibandingkan dengan pemeriksaan status biokimia dalam tubuh. Tes fungsional/fisiologis dibagi menjadi tes fungsi biokimia dan tes psikologis (Ningtyias, 2010).
1.3.2. Tujuan Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Mengetahui tingkatan status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan status biokimia pada jaringan dan cairan tubuh dan tes fungsional (Ningtyias, 2010).
1.3.3. Macam Pengukuran Dalam Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Pengukuran dalam penentuan status gizi secara biokimia dilakukan dengan pemeriksaan status biokimia tubuh yaitu cairan dan jaringan tubuh serta tes fungsional. Pemeriksaan status biokimia tubuh pada cairan tubuh yaitu memeriksa konsentrasi nutrien pada smpel darah, ludah, keringat dan Air Susu Ibu, sedangkan untuk pemeriksaan pada jaringan tubuh yang diperlukan adalah rambut, kuku, jaringan adiposa, hati dan tulang. Selain itu ada juga tes fungsional yang mengukur konsekuensi fungsional pada organ atau jaringan tubuh karena defisiensi nutrien dalam tubuh (Ningtyias, 2010).
4.      Keunggulan dan Kelemahan Pemeriksaan Biokimia
4.1  Keunggulan Pemeriksaan Biokimia
Keunggulan pemeriksaan biokimia bila dibandingkan dengan pemeriksaan lain dalam penentuan status gizi memiliki keunggulan-keunggulan antara lain :
1.      Dapat mendeteksi defesiensi zat gizi lebih dini
2.      Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih objektif, hal ini karena menggunakan peralatan yang ditera dan pada pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli.
3.      Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi.
4.2  Kelemahan Pemeriksaan Biokimia
Selain memiliki beberpa keunggulan, pemeriksaan biokimia memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1.      Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya ganggua metabolisme.
2.      Membutuhkan biaya yang cukup mahal
3.      Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli.
4.      Kurang praktis dilakukan di lapangan, hal ini karena pada umumnya pemerikssaan laboratorium memerlukan peralatan yang tidak mudah dibawa kemana-mana.
5.      Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh, misalnya penderita tidak bersedia diambil darahnya.
6.      Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan dengan pemeriksaan.
7.      Belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal). Pada beberapa reference nilai moral tidak selalu dikelompokkan menurut kelompok umur yang lebih rinci.
8.      Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan laboratorium yang hanya terdapat di laboratorium pusat, sehingga di daerah tidak dapat dilakukan (Hermawan, 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar