1.
Pengertiam
Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk
hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis
oleh enzim yang
berlangsung dalam semua organisme. Lihat artikel biologi molekular untuk diagram dan deskripsi hubungan
antara biokimia, biologi molekular, dan genetika
(Reisa, 2010).
Biokimia merupakan ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul
lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi
termediasi enzim
dan sifat-sifat protein (Reisa, 2010).
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah
banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA),
sintesis protein, angkutan membran sel,
dan transduksi sinyal
(Reisa,2010).
Pengertian Biokimi
menurut Webster’s dictionary
adalah Bios derasal dari bahasa Yunani, artinya hidup,
kimia artinya mahluk hidup jadi Biokimia
adalah kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan.
Dan pengertian biokimia menurut WebNet
dictionary, Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk
memahami proses kehidupan dari sisi kimia.
2.
Manfaat
Biokimia
Sebagia disiplin ilmu,
biokimia mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para
ahli biokimia. Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil
penelitian tersebut.
Pada dasarnya penerapan
biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran. Sebagai contoh
biokimia mempunyai peranan penting dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit
akibat kekurangan gizi terutama pada anak-anak. Biokimia juga dapat menjelaskan
hal-hal dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang tersebut
berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap metabolisme
(Poedjiadi, 2007).
Manfaat mempelajari
biokimia untuk kita adalah untuk mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting
yang terjadi dalam sel sehingga kita dapat memahami proses-proses yang terjadi
dalam tubuh kita. Dengan demikian diharapkan kita dapat menghindari hal-hal
dari luar tubuh yang mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita
dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita dapat memperoleh
manfaat makanan secara optimal (Poedjiadi, 2007).
3.
Hubungan
Biokimia dengan Status Gizi
Pemeriksaan biokimia dalam
penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada
menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan yang sering digunakan
adalah teknik pengukuran kandungan berbagai gizi dan substansi kimia lain dalam
darah dan urine. Adanya parasit dapat diketahui melalui pemeriksaan feses,
urine, dan darah (Ningtyias, 2010).
1.3.1.
Pengertian Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Penentuan status gizi
secara biokimia/laboratorium terdiri dari pemeriksaan status biokimia dalam
tubuh dan tes fungsional/fisiologis. Pada pemeriksaan status biokimia dalam
tubuh diukur kandungan nutrien dalam cairan dan jaringan tubuh. Tes yang
dipilih merefleksikan nutrien total dalam tubuh atau ukuran jaringan dalam
tubuh (Ningtyias, 2010).
Tes fungsional/fisiologis
bertujuan untuk mengukur fungsi spesifik organ tubuh yang terganggu karena
kekurangan nutrien. Tes ini lebih signifikasi jika dibandingkan dengan
pemeriksaan status biokimia dalam tubuh. Tes fungsional/fisiologis dibagi
menjadi tes fungsi biokimia dan tes psikologis (Ningtyias, 2010).
1.3.2.
Tujuan Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Mengetahui tingkatan
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan status biokimia pada
jaringan dan cairan tubuh dan tes fungsional (Ningtyias, 2010).
1.3.3.
Macam Pengukuran Dalam Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Pengukuran dalam
penentuan status gizi secara biokimia dilakukan dengan pemeriksaan status
biokimia tubuh yaitu cairan dan jaringan tubuh serta tes fungsional.
Pemeriksaan status biokimia tubuh pada cairan tubuh yaitu memeriksa konsentrasi
nutrien pada smpel darah, ludah, keringat dan Air Susu Ibu, sedangkan untuk
pemeriksaan pada jaringan tubuh yang diperlukan adalah rambut, kuku, jaringan
adiposa, hati dan tulang. Selain itu ada juga tes fungsional yang mengukur
konsekuensi fungsional pada organ atau jaringan tubuh karena defisiensi nutrien
dalam tubuh (Ningtyias, 2010).
4.
Keunggulan
dan Kelemahan Pemeriksaan Biokimia
4.1
Keunggulan
Pemeriksaan Biokimia
Keunggulan pemeriksaan
biokimia bila dibandingkan dengan pemeriksaan lain dalam penentuan status gizi
memiliki keunggulan-keunggulan antara lain :
1. Dapat
mendeteksi defesiensi zat gizi lebih dini
2. Hasil
dari pemeriksaan biokimia lebih objektif, hal ini karena menggunakan peralatan
yang ditera dan pada pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli.
3. Dapat
menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi.
4.2
Kelemahan
Pemeriksaan Biokimia
Selain memiliki beberpa
keunggulan, pemeriksaan biokimia memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Pemeriksaan
biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya ganggua metabolisme.
2. Membutuhkan
biaya yang cukup mahal
3. Dalam
melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli.
4. Kurang
praktis dilakukan di lapangan, hal ini karena pada umumnya pemerikssaan
laboratorium memerlukan peralatan yang tidak mudah dibawa kemana-mana.
5. Pada
pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh, misalnya penderita tidak
bersedia diambil darahnya.
6. Membutuhkan
peralatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan dengan pemeriksaan.
7. Belum
ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal). Pada beberapa reference
nilai moral tidak selalu dikelompokkan menurut kelompok umur yang lebih rinci.
8. Dalam
beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan laboratorium
yang hanya terdapat di laboratorium pusat, sehingga di daerah tidak dapat
dilakukan (Hermawan, 1991).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar