CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Halaman

Welcome To My Blog....

Rabu, 01 Mei 2013

STATUS GIZI


A. Pengertian Status Gizi
            Status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat tertentu, atau atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (Supariasa, 2001). Status gizi balita merupakan keadaan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makan serta memberi kecukupan zat gizi pada balita (suharjo, 1999). Susunan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh (empat sehat lima sempurna) dan sesuai dengan standar kecukupan gizi/menu seimbang maka pada umumnya akan dapat menciptakan status gizi yang optimal.

B. Faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi
            Menurut Daly dan Robertson dalam Supariasa (2001) menyebutkan bahwa status gizi pada balita dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu konsumsi makanan dan kondisi kesehatan. Konsumsi makanan antara lain dipengaruhi oleh pendapatan, pendidikan, pengetahuan, kemampuan keluarga menggunakan makanan dan tersedianya bahan makanan. Kondisi kesehatan dipengaruhi oleh daya beli keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan, lingkungan fisik dan sosoial,. Konsumsi makanan berhubungan dengan status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak , kemapuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002). Penyebab langsung gizi kurang adalah faktor asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung masalah gizi kurang meliputi persediaan makanan di rumah, perawatan anak dan ibu hamil, serta pelayanan kesehatan. Akar  masalah dari kesemuanya itu adalah krisis ekonomi langsung (Supariasa, 2001) .

 C.  Cara Penilaian Status Gizi
            Penilaian status gizi (PSG) merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui status gizi seseorang. Setiap metode PSG pada umumnya tidak selalu sama, tergantung dari tujuan, kebutuhan dari tujuan, kebutuhan, informasi yang ingin diperoleh, sumber biaya dan tenaga yang tersedia serta penentuan kapan PSG dilakukan. Dalam supariasa(2002) , PSG bagi seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, diantaranya adalah tanda fisik, antropometri, biokimia, dan klinis.
            Menurut Supariasa, PSG dapat dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan secara tidak langsung. PSG secara langsung dapat dibagi menjadi empat yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. PSG secara secara tidak langsung yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.
            PSG secara langsung dapat dijelaskan sebagai berikut
1.      Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai dari berbagai tingkat gizi dan tingkat usia.
2.      Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3.      Biokimia
PSG dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi suatu keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
4.      Biofisika
PSG secara biofisik adalah metode PSG dengan melihat kemampuan fisik  dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Metode ini pada umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik.
Untuk pengertian dan penggunaan secara umum dari PSG secara tidak langsung akan diuraikan sebagai berikut:
1.      Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode PSG secara tidak langsung dangan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentan mkonsumsi berbagai zat gizi masyarakat, keluarga dan individu.
2.      Statistik vital
PSG dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angfka kematian berdasarkan usia, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3.      Faktor ekologi
Menurut Bengoa dalam Supariasa (2001), malnutrisi adalah masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi  di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
            Dari beberapa cara tersebut, yang paling sering digunakan adalah melihat tanda fisik yaitu dengan menggunakan antropometri.
            Beberapa keunggulan antropometri diantaranya:
a.       Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan
b.      Dapat menggambarkan atau mendeteksi riwayat gizi dimasa lampau
c.       Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat aipesan, dan dibuat di daerah tersebut.
d.      Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizo

Antropometri memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
a.       Tingkat sensitiv, metode ini tidak dapat mendeyteksi status gizi dalam waktu singkat.
b.      Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
c.       Faktor diluar giz (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)  dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri.
(Supariasa, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar