A. Pengertian
Status Gizi
Status
gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat
gizi dan penggunaan zat-zat tertentu, atau atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (Supariasa, 2001). Status gizi balita
merupakan keadaan yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan
makan serta memberi kecukupan zat gizi pada balita (suharjo, 1999). Susunan
makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh (empat sehat lima sempurna) dan
sesuai dengan standar kecukupan gizi/menu seimbang maka pada umumnya akan dapat
menciptakan status gizi yang optimal.
B. Faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi
Menurut
Daly dan Robertson dalam Supariasa (2001) menyebutkan bahwa status gizi pada
balita dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu konsumsi makanan dan kondisi
kesehatan. Konsumsi makanan antara lain dipengaruhi oleh pendapatan,
pendidikan, pengetahuan, kemampuan keluarga menggunakan makanan dan tersedianya
bahan makanan. Kondisi kesehatan dipengaruhi oleh daya beli keluarga, kebiasaan
makan, pemeliharaan kesehatan, lingkungan fisik dan sosoial,. Konsumsi makanan
berhubungan dengan status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak , kemapuan kerja dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002). Penyebab
langsung gizi kurang adalah faktor asupan makanan dan penyakit infeksi.
Penyebab tidak langsung masalah gizi kurang meliputi persediaan makanan di
rumah, perawatan anak dan ibu hamil, serta pelayanan kesehatan. Akar masalah dari kesemuanya itu adalah krisis
ekonomi langsung (Supariasa, 2001) .
C. Cara Penilaian Status Gizi
Penilaian
status gizi (PSG) merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui status
gizi seseorang. Setiap metode PSG pada umumnya tidak selalu sama, tergantung
dari tujuan, kebutuhan dari tujuan, kebutuhan, informasi yang ingin diperoleh,
sumber biaya dan tenaga yang tersedia serta penentuan kapan PSG dilakukan.
Dalam supariasa(2002) , PSG bagi seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara, diantaranya adalah tanda fisik, antropometri, biokimia, dan
klinis.
Menurut
Supariasa, PSG dapat dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan secara tidak langsung. PSG secara langsung dapat dibagi menjadi
empat yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. PSG secara secara
tidak langsung yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor
ekologi.
PSG
secara langsung dapat dijelaskan sebagai berikut
1.
Antropometri
Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai dari berbagai tingkat gizi dan tingkat
usia.
2. Klinis
Pemeriksaan
klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3. Biokimia
PSG
dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi suatu keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi.
4. Biofisika
PSG
secara biofisik adalah metode PSG dengan melihat kemampuan fisik dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Metode ini pada umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik.
Untuk
pengertian dan penggunaan secara umum dari PSG secara tidak langsung akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Survei
Konsumsi Makanan
Survei
konsumsi makanan adalah metode PSG secara tidak langsung dangan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentan mkonsumsi berbagai zat gizi masyarakat, keluarga dan individu.
2. Statistik
vital
PSG
dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angfka kematian berdasarkan usia, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor
ekologi
Menurut
Bengoa dalam Supariasa (2001), malnutrisi adalah masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan budaya. Pengukuran
faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi di suatu masyarakat sebagai
dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
Dari beberapa cara tersebut, yang
paling sering digunakan adalah melihat tanda fisik yaitu dengan menggunakan
antropometri.
Beberapa keunggulan antropometri
diantaranya:
a. Metode
ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan
b. Dapat
menggambarkan atau mendeteksi riwayat gizi dimasa lampau
c. Alatnya
murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat aipesan, dan dibuat di daerah tersebut.
d. Dapat
digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizo
Antropometri memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Tingkat
sensitiv, metode ini tidak dapat mendeyteksi status gizi dalam waktu singkat.
b. Kesalahan
yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri gizi.
c. Faktor
diluar giz (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas
pengukuran antropometri.
(Supariasa, 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar